Sepakbola

Kegagalan adalah hal wajar. Keberhasilan juga hal yang wajar. Kedua hal tadi adalah pasangan kehidupan yang saling melengkapi. Tapi bagaimana jika kegagalan itu datang dalam 2 peristiwa yang beruntun ?

Setiap manusia pasti mempunyai impian yang diwujudkan dalam dunia nyata. Impian ini menggerakan seluruh apa yang dipunyai manusia dan menjadikannya

Sepakbola adalah mimpi masa kecilku yg gagal. Sejak Aku kelas 2 SD, Aku selalu memimpikan untuk menjadi pemain sepakbola terkenal, terutama ketika Kakak Perempuanku membelikan Aku bola pertama bergaris hitam putih. Tapi bola yg dibeli itu tak pernah menjadi bola yg seutuhnya, hanya dalam waktu 1 malam, bola itu langsung menjadi layu dan kempes. Tapi meski demikian Aku selalu hampir setiap hari memainkan bola itu di teras rumahku yg sempit.Pernah 1 hari Aku dimarahi oleh AYAH ku karena hampir menjelang malam Aku tetap memainkan bola.

Dari bola kempes itulah, Aku dapat menjadi pemain yg sangat dibutuhkan dikelasku, hampir setiap hari Kami bermain bola dilapang becek,lalu dibekas sawah, halaman rumah tetangga sampai disuatu hari karena terlalu bersemangat tendangan kaki kananku memecahkan kaca jendela rumah tetanggaku.
sumber : http://filaplas.indonetwork.co.id/products/bola-plastik-183001

Aku panik, temanku panik. “Bagaimana ini Toh
? entah Aku harus jawab apa ?
“ga tahu bro, kabur saja yuuk, ini yg punya rumah galaknya 1/2 mati !!!
“hei, apa yg kalian lakukan ? rupanya ada seorang bapak kebetulan tetangga ku juga.
“ini Pak, tadi kami tak sengaja menembak hingga memecahkan kaca” Aku jawab dg penuh ketegangan dan ketakutan.
“Makanya kalo main jangan di tempat sembarangan ! Kalian pulang saja, nanti pemilik rumah bisa-bisa menuntut kalian.” Aku pun cepat-cepat berlari ke rumahku yg sangat dekat, temanku juga lari dg cepatnya.

Sebenarnya yg menjadi permasalahan adalah Ibuku sering memarahi anak-anak yg bermain bola di dekat rumahku, Dia selalu memarahi karena takut mengenai kaca rumahnya. Dan saat ini Anak lelakinya memecahkan kaca tetangga karena bermain bola ? Entah apa yg terjadi jika pemilik rumah itu datang kerumahku, pasti Aku akan dimarahi oleh ke-2 belah pihak, Ibuku dan Pemilik rumah itu.

Saat sampai dirumahku, kegelisahanku semakin menjadi-menjadi, kulihat dari jendela rumahku, orang-orang mulai berkerumui di rumah yg ku pecahkan kacanya itu. Dan benar saja Pemilik rumah itu begitu marahnya melihat kaca jendelanya hancur berkeping-keping.
“Ulah siapa ini ? An*** tuh orang mecahin kaca tapi tak bertanggung jawab ” ujarnya sambil memunguti serpihan-serpihan kaca.
“Ada apa WA ? Ada pa Wa ? orang-orang semakin banyak.
“Ini CEU, kaca rumah saya hancur, entah siapa yg melakukan, An***, aN***” katanya dengan keras.
Lalu Bapak yg tadi menjadi saksi datang “Tadi anak-anak bermain bola disini, tapi tidak sengaja menendang hingga mengenai kaca”
“Siap PAK,siapa anak sialan itu ? langsung pemilik rumah itu memotong perkataan bapak itu.
“Mereka adalah………
“Toh……………………………………..
“Cepat mandi, airnya sudah siap, kalo enggak nanti keburu maghrib!!!”
Rupanya Ibuku memanggil namaku disaat Bapak itu mau menyebut nama orang yg telah memecahkan kaca itu.
“Iya, Bu.Saya ambil handuk dulu. Dan handuk itu ada diluar, sementara Pemilik rumah itu sedang marah-marah diluar.
Ini pilihan sulit, ambil handuk itu atau bagaimana ? Akhirnya aku putuskan untuk mengambil handuk itu, tapi dengan kecepatan kilat.
“Blesssssss” begitulah Aku mengambil handuk itu.
Didalam kamar mandi itu Aku memikirkan apakah Bapak itu menyebut namaku, karena tadi Ibu keburu memanggilku sehingga tidak sempat mendengar peristiwa penting itu.
Disaat kekhawatiran itu semakin melanda, lagi-lagi IBU memanggil namaku.
“Toh, jangan lama-lama di kamar mandi ! nanti menontot jodoh dan rezeki, Bapakmu mau mandi !!! “
Sialan disaat situasi begini, Aku malah dinasihati pepatah yg entah berapa ratus kali Aku mendengarnya.
“Iya Bu, tanggung lagi PW”
“Buruan, nanti keburu adzan Maghrib berkumandang !!! ” teriaknya dengan keras.
Buru-buru Aku menyelsaikan “Acara RENUNGANKU” dikamar mandi. Saat Aku keluar dari kamar mandi itu,langsung Aku lihat situasi diluar. Apakah panas atau kondusif ?
Saat Aku mengintip, tiba-tiba Pemilik Rumah itu berjalan kerumahku dg muka yg “menyeramkan”. Seketika badanku yg masih bertelanjang dada menjadi penuh dg “getaran” kira-kira sama dg skala saat Tsunami melanda Aceh.
Dan pemilik rumah itu semakin mendekat,mendekat dan…..
“Hei !!!
Aku kaget sampai jantungku mau copot.
“Cepat pakai bajumu ! Apa sih yg dari tadi kamu lihat ? Dari tadi Ibu perhatikan, kamu terus melihat ke luar jendela ?
Rupanya Ibu lagi-lagi mengagetkanku.
“Ga ada apa-apa, baik Aku pakai baju dulu” cepat Aku masuk kedalam kamar..... Bersambung

Comments

Popular posts from this blog

Sinetron Dunia Terbalik dan Kampanye Kesetaraan Gender

Mahasiswa Sulit Bangun Pagi

Cerita Liburan